(Telah
terbit di Jurnal Sain Med kopertis Wil. VII edisi Juni – 2012)
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN KERJA PARAMEDIS DAN
NON PARAMEDIS DI RSI JOMBANG.
Lailatus Sa’adah, SE. MM
(ANALYSIS OF FACTORS OF
JOB SATISFIERS PARAMEDIC AND NON
PARAMEDICAL RSI
JOMBANG)
ABTRACT
The
research is aimed to : 1) analyze the factor of company and administration, supervision, salary, interpersonal
relation, working condition, work achievement, recognition, work it self,
responsibility and promotion on the job satisfier of employee, 2) identify those factors that most significantly effec of
the job satisfier. The population in the
research is 64 employee, all members of the population are censused in the reseach
29 employee from medice and 35 e
from non medice. The research result
indicate that company policy and administration
salary, interpersonal relation, working condition, work achievement,
work it self, responsibility, and promotion have significantly positif relation is proven by the fact that F-calculation value is biggest than F‑ table value, F-Calculation Value is 3,130 while F-Table value is 2,04 with the level of significant 5%. The work achievement variable is has greater effect to job satisfier because if work achievement is high the job satisfier of employee is bight too. For the job satisfier between medice and non medice is the same eventhought the kinds of their job is different.
salary, interpersonal relation, working condition, work achievement,
work it self, responsibility, and promotion have significantly positif relation is proven by the fact that F-calculation value is biggest than F‑ table value, F-Calculation Value is 3,130 while F-Table value is 2,04 with the level of significant 5%. The work achievement variable is has greater effect to job satisfier because if work achievement is high the job satisfier of employee is bight too. For the job satisfier between medice and non medice is the same eventhought the kinds of their job is different.
KEY WORDS : the factors of job satisfiers
PENDAHULUAN
Rumah sakit sebagai suatu
organisasi yang bergerak di bidang jasa harus dikelola secara profesional
sebagai organisasi bisnis lainnya di samping misi sosial. Hal ini menuntut
penyediaan kualitas jasa yang lebih baik dari persaingannya, yang akan menjadi
kunci utama di dalam perkembangan suatu organisasi pelayananan kesehatan.
Kualitas pelayanan kesehatan tersebut antara lain meliputi : jasa perawat,
sikap paramedis, teknologi yang digunakan, administrasi, fasilitas fisik,
kenyamanan yang mendukung bagi pasien. Sehingga diperlukan usaha-usaha
manajemen rumah sakit untuk meningkatkan kepuasan kerja karyawan.
Kepuasan
kerja dalam perusahaan akan tercapai apabila ada keselarasan antara pihak
manajemen dengan karyawan. Diperlukan komitmen yang tinggi dari pihak manajemen
dalam mengelola SDM sehingga kepuasan kerja yang tercipta dalam diri karyawan
akan mendekati harapan mereka. Kepuasan kerja memiliki dampak terhadap
penciptaan produktivitas kerja yang secara tidak langsung akan meningkatkan
kinerja. Disamping itu ketidakpuasan kerja juga akan menimbulkan turunnya
prestasi kerja, tingkat absensi yang tinggi, semangat kerja yang rendah bahkan
diikuti dengan turn over. Handoko (2010)
mengatakan bahwa “adanya kepuasan kerja akan memberi kesempatan bagi perusahaan
untuk mencapai tingkat produktivitas yang lebih tinggi. Semakin puas kerja
seseorang akan semakin baik pekerjaan yang dihasilkan” 1.
Demikian dominannya peran
SDM sebagai aset perusahaan diharapkan mampu memberi sumbangsih terhadap
kinerja perusahaan supaya tetap bertahan dan berkembang, perlu adanya
kebijakan-kebijakan yang tepat sehingga tidak menimbulkan ketidakpuasan kerja
karyawan.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dirancang sebagai penelitian penjelasan (explanatory) dengan metode survei.
Penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif dengan metode statistik linier
berganda.
Tempat penelitian di di
RSI Jombang yang berada di JL. Brigjen Kertarto no. 22 A Jombang.yang
dilakukan pada mulai tanggal 05
Agustus sampai dengan 29
November 2010.
VARIABEL PENELITIAN
Variabel-variabel bebas yang diamati dalam
penelitian ini adalah faktor- faktor motivator dan hygiene yang meliputi : Kebijaksanaan
dan administrasi Rumah Sakit (X1), Pengawasan (X2), Gaji (X3),
Hubungan antar manusia (X4), Kondisi kerja (X5), Prestasi
kerja (X6), Penghargaan (X7), Pekerjaan itu sendiri (X8),
Tanggung jawab (X9) dan Promosi (X10) 2.
Variabel tergantung dalam
penelitian ini adalah kepuasan kerja (Y)
Tabel 1
Instrumen
Penelitian Untuk Mengukur Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Kepuasan Kerja Karyawan
Variabel
Pendidikan
|
Indikator/ukuran
|
No
Butir
|
Kebijaksanaan
& administrasi RS
|
§ Perumusan kebijakan
§ Prosedur administrasi
|
1,2,3
4,5,6
|
Pengawasan
(teknis/ keamanan)
|
§ Ketegasan dan keadilan
§ Kemampuan membangun kerja sama
|
1,2,3
4,5,6
|
Gaji
|
§ Kesesuaian gaji
§ Pemberian tunjangan
|
1,2,3
4,5,6
|
Hubungan
antar individu
|
§ Interaksi antar karyawan
§ Interaksi dengan atasan
|
1,2,3
4,5,6
|
Kondisi
kerja
|
§ Adaptasi lingkungan
§ Kenyamanan
|
1,2,3
4,5,6
|
Prestasi
kerja
|
§ Penilaian yang memotivasi
§ Umpan balik
|
1,2,3
4,5,6
|
Penghargaan
|
§ Status kerja
§ Penghargaan atas pekerjaan
|
1,2,3
4,5,6
|
Pekerjaan
itu sendiri
|
§ Kemampuan kerja
§ Kecocokan pekerjaan
|
1,2,3
4,5,6
|
Tanggung
jawab
|
§ Minat kerja
§ Tanggung jawab kerja
|
1,2,3
4,5,6
|
Promosi
|
§ Status sosial
§ Perencanaan karir
|
1,2,3
4,5,6
|
Kepuasan
Kerja
|
§ Moral
§ Disiplin
§ LTO
|
1,2,3
4,5,6
7,8,9
|
PENGUMPULAN DATA DAN UJI COBA
Instrumen yang digunakan
adalah berupa daftar pertanyaan tertulis/kuesioner . Sebelum kuesioner
digunakan, terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabelitas. Uji validitas
dilaksanakan untuk melihat sejauhmana instrumen yang digunakan betul-betul mengukur
apa yang hendak diukur 3. Uji
validitas menggunakan Korelasi Product Moment. Suatu butir dikatakan valid jika
koefisien korelasinya memenuhi syarat minimal 0,3 4. Uji Reliabilitas dilakukan untuk
menguji keajegan hasil pengukuran suatu instrumen terhadap data yang sama.
Suatu instrumen dikatakan reliabel jika instrumen yang bila digunakan beberapa
kali untuk mengukur obyek yang sama akan menghasilkan hasil yang sama 4.
Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan Cronbach
coeficient alpha (a). Instrumen dikatakan reliabilitas
bilamana koefisien reliabilitas 0,70 atau lebih, kurang dari 0,70 dapat
diterima namun kurang meyakinkan. Perhitungan untuk pengujian validitas dan reliabilitas
dilakukan dengan bantuan program SPSS.
TEKNIK ANALISIS DATA
Model
data yang digunakan dengan uji kuantitatif menggunakan model analisis multiple
linear regression (regresi berganda linier). Untuk model analisis regresi
berganda dijelaskan sebagai berikut 5:
Y = a + b1X1 +
b2X2 + b3X3 + b4X4 +
b5X5 + b6X6 + b7X7 +
b8X8 + b9X9 + b10X10
+ e
Dimana
:
Y = kepuasan kerja
a = konstanta
b1 = koefisien regresi
kebijaksanaan dan administrasi RS
X1
= variabel kebijaksanaan
dan administrasi RS
b2 = koefisien regresi pengawasan
X2
= variabel pengawasan
b3 =
koefisien regresi gaji
X3 = variabel gaji
b4 = koefisien regresi hubungan
antar individu
X4
= variabel hubungan antar individu
b5 = koefisien regresi kondisi kerja
X5
= variabel kondisi kerja
b6 = koefisien regresi prestasi
kerja
X6
= variabel prestasi kerja
b7 = koefisien regresi
penghargaan
X7
= variabel penghargaan
b8 = koefisien regresi pekerjaan
itu sendiri
X8
= variabel pekerjaan itu sendiri
b9
=koefisien regresi
tanggung jawab
X9
= variabel tanggung jawab
b10 = koefisien regresi promosi
X10 = variabel promosi
e = error/pengganggu diluar model
Uji hipotesis yang akan digunakan
adalah :
1. Hipotesis
pertama dengan uji F (over all)
Untuk menguji hipotesis
digunakan uji F pada tabel analisis varians (Anova) dengan tujuan untuk menguji
kebenaran (significant) regresi secara keseluruhan
2. Hipotesis kedua
dengan uji-T
Untuk hipotesis ini
dilakukan dengan cara mencari terlebih dahulu koefisien regresi bi yang paling
besar, selanjutnya koefisien regresi tersebut diuji signifikansinya secara
parsial menggunakan uji-t
3. Hipotesis uji
beda (Uji t)
Uji t dipergunakan untuk
menguji perbedaan kepuasan kerja karyawan berdasarkan jenis pekerjaan paramedis
dan non paramedis
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
a. Uji Hipotesis Pertama
Untuk
mengetahui apakah secara bersama-sama faktok-faktor kepuasan kerja (X) berpengaruh terhadap
kepuasan kerja (Y) digunakan uji Anova
(F).
Tabel 2
Hasil
Analisis Regresi Berganda
Variabel
|
Koefisien Regresi
|
T hit
|
Sig T
|
X1
|
0,053
|
2,223
|
0,032
|
X2
|
0,021
|
2,093
|
0,026
|
X3
|
0,394
|
2,464
|
0,004
|
X4
|
0,127
|
2,177
|
0,026
|
X5
|
0,085
|
2,333
|
0,041
|
X6
|
0,438
|
4,155
|
0,000
|
X7
|
0,331
|
2,225
|
0,027
|
X8
|
0,416
|
3,276
|
0,002
|
X9
|
0,273
|
2,221
|
0,028
|
X10
|
0,218
|
2,137
|
0,026
|
R = 0,640
R Square = 0,410
F
hitung = 3,130
F
tabel = 2,04
T
tabel = 1,67
|
Persamaan
regresi berganda :
Y =
3,232 + 0,053X1 + 0,021X2 +
0,394X3 + 0,127X4 +
0,085X5 +
0,438X6 + 0,331X7 +
0,416X8 +
0,273X9 + 0,218X10
|
Sumber data : datar
primer diolah
Dari
hasil analisis regresi berganda menunjukkan bahwa nilai F hitung sebesar 3,130
sedang F tabel sebesar = 2,04. Berarti nilai F hitung > F tabel
artinya variabel kebijaksanaan dan administrasi rumah sakit (X1),
pengawasan (X2), gaji (X3), hubungan antar individu (X4),
kondisi kerja (X5), prestasi kerja (X6), penghargaan (X7),
pekerjaan itu sendiri (X8), tanggung jawab (X9) dan
promosi (X10) berpengaruh nyata terhadap kepuasan kerja karyawan di Rumah
Sakit Islam Jombang sehingga uji hipotesis pertama dapat diterima.
b.
Uji Hipotesis Kedua
Hipotesis kedua “diduga
variabel gaji merupakan variabel dominan yang mempengaruhi kepuasan kerja
karyawan di Rumah Sakit Islam”. Koefisien regresi variabel gaji (X3)
sebesar 0,394 sedangkan koefisien regresi variabel prestasi kerja (X6)
sebesar 0,438. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan gaji merupakan
variabel yang dominan terhadap kepuasan kerja karyawan ditolak.
c.
Uji Hipotesis Ketiga
Hipotesis ketiga adalah
melihat adanya perbedaan antara kepuasan kerja paramedis dan non paramedis di
Rumah Sakit Islam. Dari hasil pengujian didapatkan signifikan sebesar 0,401
dengan kata lain signifikan 0,401 > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak
artinya tingkat kepuasan kerja paramedis dan non paramedis di Rumah Sakit Islam
tidak ada perbedaan. Dapat dikatakan bahwa semua variabel bebas tersebut
mempengaruhi kepuasan kerja karyawan. Dengan demikian hipotesa ketiga tidak
terbukti atau ditolak.
Pembahasan Hasil Penelitian
Dari
hasil uji hipotesis parsial dengan uji F diketahui bahwa semua variabel bebas
pada penelitian ini mempunyai pengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja
karyawan. Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi variabel bebas (X)
terhadap kepuasan kerja (Y) dilakukan dengan melihat besarnya koefisien
determinasi (R2) yaitu sebesar 0,40 yang menunjukkan bahwa variabel
bebas memberikan kontribusi sebesar 41% sedangkan sisanya 59% dipengaruhi oleh
variabel lain diluar teori dari Herzberg.
Untuk
variabel kebijaksanaan dan administrasi rumah sakit (X1) merupakan
segala bentuk kebijaksanaan dan prosedur untuk operasionalisasi rumah sakit,
didapatkan hasil bahwa perumusan kebijakan untuk program kerja, prosedur
administrasi yang berupa izin-izin, tidak masuk kerja dengan alasan-alasan lain
kurang diperhatikan. Semua dirasa belum maksimal dan perlu perbaikan demi
kesejahteraan karyawan karena hanya 37% dari karyawan yang menyetujuinya.
Variabel
pengawasan (X2) merupakan kemampuan pimpinan dalam menyediakan bantuan
teknis dan dukungan perilaku, adanya ketegasan akan keadilan pada karyawan dan
kemampuan membangun kerjasama dengan karyawan. Dalam penelitian didapatkan
sekitar 60% dari karyawan menyetujui
adanya ketegasan dan keadilan yang berupa teguran/hukuman atas kesalahan dan
keteledoran karyawan juga kemampuan
atasan dalam membangun kerjasama dan memberikan dukungan kerja sehingga lebih
bersemangat.
Variabel
gaji (X3) yaitu pemberian imbalan sebagai ganti dari jasa yang
diberikan karyawan. Gaji disini meliputi persepsi tentang kesesuaian gaji dan
tunjangan yang diberikan. Jika gaji karyawan cukup untuk memenuhi kebutuhan
keluarga dan dirinya, ia akan puas dibandingkan jika ia menerima gaji lebih rendah dari yang diperlukan untuk
memenuhi standart hidup yang memadai, dalam penelitian hanya 56% karyawan yang
menyetujui adanya pemberian gaji dan tunjangan yang sesuai. Factor gaji bukan
merupakan factor dominan yang mempengaruhi karyawan dalam memuaskan kerja
mereka.
Variabel
hubungan antar individu (X4) merupakan bentuk hubungan dari proses
komunikasi pada lingkungan kerja yang meliputi interaksi antar karyawan dan
interaksi dengan atasan. Dari penelitian didapatkan sekitar 50% dari karyawan
menyetujui adanya komunikasi dan interaksi antar karyawan baik didalam maupun
diluar jam kerja juga interaksi dengan pimpinan dimana pimpinan diharapkan bisa
lebih bersahabat dan menyenangkan sehingga karyawan merasa nyaman.
Variabel
kondisi kerja (X5) merupakan keadaan lingkungan tempat kerja yang
meliputi suasana lingkungan kerja, kebersihan, keselamatan, cahaya dan
ventilasi udara serta pemberian faslitas kerja karyawan dari penelitian
didapatkan sekitar 55% dari karyawan menyetujui untuk mengadakan
penyesuaian/adaptasi lingkungan kerja untuk membuat situasi kerja yang nyaman
dan lebih bersemangat.
Variabel
prestasi kerja (X6) merupakan proses organisasi dalam mengevaluasi
karyawan yang meliputi penilaian yang memotivasi dan adanya umpan balik yang
mempengaruhi kepuasan kerja. Dari penelitian didapatkan sekitar 60% dari karyawan
yang menyatakan setuju adanya penilaian prestasi kerja dalam organisasi ini.
Karyawan juga diberikan kesempurnaan untuk meningkatkan kemampuan/ketrampilan
karyawan, kebebasan dalam menyelesaikan tanggung jawab terhadap pekerjaan yang
diikuti dengan pembinaan yang terus menerus akan dapat lebih meningkatkan
kemampuan dan efisiensi kerja karyawan.
Variabel
prestasi kerja (X6) memberikan sumbangan yang paling berarti
terhadap kepuasan kerja karyawan di Rumah Sakit Islam diterimanya faktor
prestasi kerja yang berpengaruh dominan karena :
a. Karyawan yang berprestasi tinggi dan bersemangat kerja yang
tinggi pula maka akan ada pengakuan status sosialnya sehingga kepuasan kerja
akan tercapai.
b. Dengan adanya penilaian prestasi kerja akan dapat mendorong
karyawan lebih kreatif sehingga kepuasan
kerja terasa maksimal.
Variabel
penghargaan (X7) merupakan pengakuan pihak manajemen terhadap suatu
prestasi yang telah dicapai yang meliputi pengakuan status kerja dan
penghargaan atas pekerjaan. Dari penelitian didapatkan hampir 64% dari karyawan
menyetujui bahwa keberadaan mereka telah diakui sesuai dengan kemampuan kerja
karyawan. Sedangkan pemberian penghargaan atas pekerjaannya perlu diperhatikan
dan dilaksanakan karena nantinya akan dapat memacu semangat kerja karyawan.
Variabel
pekerjaan itu sendiri (X8) merupakan kesesuaian kepribadian karyawan
terhadap suatu pekerjaan yang dibebankan padanya yang meliputi kemampuan untuk
melakukan kerja yang dibebankan serta kecocokan dalam pekerjaan. Dari
penelitian didapatkan sekitar 71% dari karyawan menyetujuinya. Apabila terdapat
suatu kecocokan dalam pekerjaan dan pribadi seseorang maka akan bertanggung
jawab dalam bekerja.
Variabel
tanggung jawab (X9) merupakan pelimpahan terhadap pekerjaan karyawan.
Dari penelitian didapatkan sekitar 62% dari karyawan bahwa dalam bekerja
karyawan harus mempunyai minat kerja, ketrampilan dan kemampuan sesuai
bidangnya akan membuat penyelesaian pekerjaan menjadi lebih baik, adanya
kecocokan antara pribadi dan pekerjaan maka karyawan akan merasa bertanggung
jawab penuh terhadap pekerjaan yang telah dibebankan pada karyawan.
Variabel
promosi (X10) merupakan kesempatan yang ditawarkan kepada karyawan
untuk menduduki posisi/jenjang yang lebih baik yang meliputi pengakuan status
sosial dan perencanaan karir. Salah satu upaya untuk menciptakan kepuasan
karyawan adalah dengan adanya perencanaan karir melalui promosi yang diikuti
dengan adanya pendidikan dan latihan. Dari hasil penelitian didapatkan sekitar 55%
dari karyawan menyetujuinya.
Variabel
kepuasan kerja (Y) merupakan sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai
pekerjaannya yang nampak dalam sikap positif karyawan terhadap pekerjaan dalam
lingkungan kerja yang meliputi kondisi mental karyawan, ketaatan karyawan dan
keinginan untuk pindah. Dari penelitian didapatkan sekitar 60% dari karyawan
tidak menyetujui untuk memanfaatkan fasilitas atau melakukan kecurangan untuk
kepentingan pribadi. Ini berarti moral kerja karyawan cukup baik. Untuk
mematuhi peraturan organisasi sekitar 54% dari karyawan menyetujuinya.
Sedangkan perputaran karyawan juga mendekati jumlah 37% dari karyawan.
KESIMPULAN
Berdasarkan
pada hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pengujian regresi linear berganda
menunjukkan bahwa variabel kebijaksanaan dan administrasi rumah sakit,
pengawasan gaji, hubungan antar individu, kondisi kerja, prestasi kerja,
penghargaan, pekerjaan itu sendiri, tanggung jawab dan promosi berpengaruh
signifikan terhadap kepuasan kerja paramedis dan non paramedis di Rumah Sakit
Islam Jombang. Variabel gaji bukan merupakan variabel yang dominan sedangkan
variabel yang dominan adalah variabel prestasi kerja karena karyawan yang
berpretasi tinggi akan mencapai kepuasan kerja. Kepuasan kerja antara karyawan
paramedis dan non paramedis juga terbukti tidak berbeda nyata karena pengaruh
variasi variabel-variabel yang berpengaruh secara berarti terhadap kepuasan
kerja dan dapat dikatakan merata. Artinya tidak ada perbedaan antara kepuasan
kerja paramedis dan non paramedis meskipun jenis pekerjaannya berbeda.
DAFTAR
PUSTAKA
1. Handoko, Hani. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Edisi Kedua. Cetakan Keempat Belas. BPFE. Yogyakarta.
2. Effendi,
Rustam. 2000. Manajemen Modern. Edisi Tiga. Penerbit Fakultas Ekonomi.
Universitas Brawijaya
3. Ancok,
Djamaludin. 2007. Teknik Penyusunan Skala Pengukur. PPK UG. Yogyakarta.
4. Sugiyono,
2006. Metode Penelitian Bisnis, edisi enam, cetakan kelima, CV.
Alfabeta. Bandung.
5. Supranto,
J. 2000. Statistik. Edisi enam. Cetakan satu. Erlangga. Jakarta
|
No comments:
Post a Comment